Makalah Belajar dan Pembelajaran


MAKALAH
“Belajar dan Pembelajran”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Pengembangan Kurikulum”
Dosen Pengampu : Yuyu Yuliati, M.Pd.


Disusun Oleh :
ü  Arul Rahmanudin                   (18.22.1.00..)
ü  Ayu Rahmawati                      (18.22.1.00..)
ü  Annisa Nahda Kamilla            (18.22.1.00..)
ü  Mbak Putri Harapai                 (18.22.1.00..)
Kelas 2A

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2018/2019



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudulBelajar dan Pembelajaran” tepat pada waktunya.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena pengetahuan yang kami miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.


Majalengka,  Juni 2019


Penyusun



DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………. i
Daftar Isi …………………………………………………………………………….. ii
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah ……………………………………………..............……… 1
B.     Rumusan Masalah ………………………………………………...…………............ 1
C.     Tujuan …………………………………………………………..……………............ 2
BAB II : PEMBAHASAN
A.    Hakikat Belajar dan Pembelajaran …….............…………………………………….. 3
B.     Komponen – Komponen Pembelajaran ……….............……………………………. 12
C.     Implementasi Kurikulum dalam Pemebelajaran ……….............………………….... 20
BAB III : PENUTUP
A.    Simpulan ……….……………………………………………….............…………... 22
B.     Saran …………………………………………………………………….............….. 22
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….…. iii





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Di era globalisasi yang serba modern ini, menuntut setiap negara untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) dengan kesiapan yang lebih matang dalam segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat berpengaruh untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tuntutan  zaman. Namun, mendidik anak sejak dini hingga menjadi individu yang berkualitas, dan mempertahankan kualitas tersebut bukan hal yang mudah. Perlu proses yang panjang untuk membentuk individu yang mampu mengikuti alur era globalisasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu individu harus melakukan suatu proses yang disebut belajar.
Dalam pendidikan, belajar merupakan kata kunci yang paling penting. Jika tidak ada belajar maka tidak akan ada pendidikan. Dan didalam pendidikan akan terjadi suatu pembelajaran yang akan membentuk individu yang berkualitas.
Berdasarkan uraian di atas maka penyusun mengajukan makalah yang berjudul Belajar dan Pembelajaran yang nantinya dapat memperjelas hakikat dari belajar dan pembelajaran, komponen pembelajaran, serta implemetasinya.
B.     Rumusan Masalah
Berdaskan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini diantaranya :
1.                   Apa hakikat dari belajar dan pembelajaran  ?
2.                   Apa saja Komponen dari Pembelajaran  ?
3.                   Bagaimana Implementasi dari Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran  ?

C.    Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas,  maka tujuan dari makalah ini diantaranya :
1.    Untuk mengetahui hakikat dari belajar dan pembelajaran.
2.    Untuk mengetahui komponen - komponen apa saja yang ada dalam pembelajaran.
3.    Untuk mengetahui bagaimana implementasi dari kurikulum 2013 dalam pembelajaran.




BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
  1. Pengertian Belajar
Menurut R. Gagne (1989), belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme berubah perilaku nya sebagai akibat pengalaman. Gagne juga berpendapat bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui intruksi. Gagne dalam teorinya yang disebut The domains of learning, menyimpulkan Konsep tosegala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dibagi menjadi lima kategori, yaitu :
a.       Keterampilan Motorik ( motor skill); adalah keterampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan, misalnya menulis, menendang bola, tepuk tangan, berlari,  dan loncat.
b.      Keterampilan Verbal; informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau intelegensi seseorang. Misalnya seseorang dapat memahami sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar, dan sebagainya yang berupa simbol yang tampak (verbal).
c.       Kemampuan intelektual;  selain menggunakan simbol verbal, manusia juga mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan intelektualnya, misalnya mmapu membedakan warna, bentuk, dan ukuran.
d.      Strategi Kognitif; Gagne menyebutnya sebagai organisasi ketelampilan yang internal (internal organized skill), yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir. Kemampuan kognitif ini lebih ditunjukan ke dunia luar, dan tidak dapat dipelajari dengan sekali saja, memerlukan perbaikan dan latihan terus menerus yang serius.
e.       Sikap (attitude); sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik. Sikap seseorang dalam belajar akan sangant mempengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut. Sikap akan sangat tergantung pada pendirian, kepribadian, dan keyakinanya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan tapi perlu kesadaran diri yang penuh.
Sementara Hamlik (2003) menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the modificator of strengthening of behavior through experincing). Menurut pengertian ini,  belajar merupkan suatu proses,  suatu kegiatan dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan.  Dengan demikian, belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja,  namun lebih luas dari itu yaitu mengalami. Hamlik juga menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman dan latihan.
Adapun pengertian belajar menurut W. S Winkel (2002) adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungannya, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,  dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas.
Dari beberapa pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak.
2.      Tujuan Belajar
Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai tujuan belajar. Sukandi, 1983 berpendapat bahwa  tujuan belajar adalah mengadakan perubahan tingkah laku dan perbuatan. Perbuatan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengertian, sebagai pengetahuan atau penerima dan penghargaan
Menurut Surakhmat, 1986 tujuan belajar adalah mengumpulkan pengetahuan, penanaman konsep dan pengetahuan, dan pembentukan sikap dan perbuatan. Demikian pula bahwa tujuan belajar itu dimaknai  sebagai pernyataan mengenai keterampilan atau konsep yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik pada akhir priode pembelajaran (Slavin, 1994). 
Dari pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Tujuan Belajar adalah merubah tingkah laku dan perbuatan yang ditandai dengan kecakapan, keterampilan, kemampuan dan sikap sehingga tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
3.      Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari pengertian belajar. Menurut Nawawi dalam K. Brahim (2007 : 39) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkatan keberhasilan siswa dalam mpelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Sunal (1993:94) berpendapat bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu,  dengan dilakukannya evaluasi atau penilian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut,  atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian,  penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan,  sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.
4.      Macam-Macam Hasil Belajar
Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor) dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
a.        Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom (1979:89) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dialami,  atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Menurut W. S. Winkel (2007:540) bahwa melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan instruksional (pem-belajaran) telah tercapai, semua tujuan itu merupakan hasil belajar yang seharusnya diperoleh siswa. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan mengadakan berbagai tes, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran di SD umumnya tes diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian, ulangan semester, maupun ulangan umum.
b.        Keterampilan Proses
Usman dan Setiwati (1993:77) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keteramilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya. Sedangkan menurut Indrawati (1993:3) keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Indrawati menyebut ada enam aspek keterampilan proses, yang meliputi : observasi, klasifikasi, pengukuran, mengomunikasikan, memberikan penjelasan atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan eksperiman.
c.         Sikap
Menurut Sardiman (1996:275), sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu denagan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang. Sedangkan Menurut Lagne dalam Azwar (1998:3), sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antar mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang ynag ditunjukannya. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu : komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kogntif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap; Komponen afektif yaitu perasaan yang menyangkut emosional; Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang.
5.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh  dua hal, siswa itu sendiri dan lingkunngannnya. Pertama, siswa; dalam arti kemampuan berpkir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan keluarga, lingkunngan skolah dan sebagainya.
Ruseffendi (1991:7) mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar kedalam sepuluh macam, diantaranya :
a.       Kecerdasan Anak
Kemampuan intelegensi seseorang sangat memengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan. Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran ynag diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak akan terlepas dari factor lainnya.
Kemampuan merupakan potensi dasar bagi pencapaian hasil belajar yang dibawa sejak lahir. Alfred Binnet membagi intelegensi ke dalam tiga aspek kemampuan, yaitu: direction, adaptation, dan criticism. Pertama, direction, artinya kemampuan untuk memusatkan kepada  suatu masalah yang dipecahka. Kedua, adaptation, artinya kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap suatu masalah yang dihadapinya secara fleksibel di dalam menghadapi masalah. Ketig, Criticism, artinya kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri.
b.      Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan dimana individu atu organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam  belajar tersebut. Olek karena itu, setiap upay belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan ini erat hubungannya denngan masalah minat dan kebutuhan anak.
c.       Bakat Anak
Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat akan dapat memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.
d.      Kemauan Belajar
Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah membuat anak menjadi mau belajar. Keengganan siswa untuk belajar mungkin disebabkan karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk kehidupannya kelak. Kemauan belajar tinggi disertai  dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar.
e.       Minat
Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan besar terhadap sesuatu. Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya.
f.       Model Penyajian Materi Pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada model penyajian materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.
g.      Pribadi dan Sikap Guru
Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh inovatif dalam perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini. Pribadi dan sikap guru yang baik ini tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah lembut, penuh kasih sayang, membimbing dengan penuh perhatian, tidak cepat marah dan sebagainya.
h.      Suasana Pengajaran
Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa dalam belajar adalah suasana pengajaran. Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif diantara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran sehingga keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat secara maksimal.
i.        Kompetensi Guru
Guru yang professional memiliki kemampuan-kemampuan tertentu. Kemampuan-kemampuan itu diperlukan dalam membantu siswa dalam belajar. Keberhasilan siswa belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang professional. Guru yang professional adalah guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.
j.        Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku manusia dalam berbagai macam latar belakang pendidikan.Oleh karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan masyarakat pun akan ini ikut memengaruhi kepribadian siswa. Kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat ketimbang oleh keluarga dan sekolah.
6.      Pengertian Pemebelajaran
Pembelajaran artinya suatu proses belajar yang terjadi karena adanya guru sebagai pengajar atau pendidik dan adanya murid atau peserta didik sebagai yang diajar atau sebagai penerima ilmu pengetahuan atau keterampilan. Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000: 24).
Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri (Tilaar, 2002: 128). Maka dapat dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didik(student of learning), dan bukan pengajaran oleh guru(teacher of teaching) (Suryosubroto, 1997: 34).
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik.
7.      Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Meneurut Robert F. Mager (1962) pengertian tujuan pembelajaran sebagai tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Pengertian kedua dikemukakan oleh Edwar L. Dejnozka dan David E. Kapel (1981), juga Kemp (1977) yang memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambrkan hasil belajar yang diharapakan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang samar. Definisi ke tiga dikemukakan oleh Fred Percival dan Henry Ellington (1984) yakni tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.
B. Komponen-Komponen Pembelajaran
Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar. Macam-macam komponen Pembelajaran diantaranya :
1.      Tujuan Pembelajaran
Menurut Hermawan (2008: 9.4) Tujuan pembelajaran merupakan rumusan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar tampak pada diri siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar yang telah dilakukan. Berkaitan dengan tujuan pembelajaran terjadi pertentangan pendapat tentang tujuan pembelajaran, ada sebagian ahli menyatakan tujuan pembelajaran merupakan proses dan sebagian menyatakan tujuan haruslah menggambarkan hasil belajar bukan prosesnya. Terlepas dari pertentangan pendapat bahwa tujuan sebagai proses atau tidak, tujuan pembelajaran tidak dapat melepaskan diri dari tuntunan dan kebutuhan masyarakat, serta didasari atas falsafah dan ideologi suatu negara .Hal ini dapat dimengerti sebab upaya pendidikan itu sendiri merupakan subsistem dalam sistem masyarakat dan negara sehingga kekuatan-kekuatan sosial, politik,budaya. Ekonomi sangat berperan dalam penentuan tuajuan pembelajaran terutama tujuan pendidikan yang sifatnya lebih umum.
Menurut Bloom, dkk. Tujuan pembelajaran (proses belajar-mengajar) dapat dipilah menjadi tujuan yang bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotorik (ketrampilan). Derajat pencapaian tujuan ini merupakan indikator kualitas pencapaian tujuan dan hasil perbuatan belajar siswa. Tujuan merupakan fokus utama dari kegiatan belajar-mengajar.

2.      Guru
Menurut pasal 1 butir 6 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan istilah lainnya yang sesuai dengan kekhususannya yang juga berperan dalam pendidikan. Menurut Hermawan, dkk (2008: 9.4) Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal. Untuk guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai diseminator, informator, transmitter, transformator, organizer, fasilitator, motivator, dan evaluator bagi terciptanya proses pembelajaran siswa yang dinamis dan inovatif.
Peran Guru dalam proses belajar mengajar :
·         memperhatikan dan bersikap positif;
·         mempersiapkan baik isi materi pelajaran maupun praktek pembelajaran-nya;
·         memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap siswanya;
·         konsisten dan memberikan umpan balik positif kepada siswa.
3.       Siswa/Peserta Didik
Peserta didik adalah semua individu yang menjadi audiens dalam suatu lingkup pembelajaran. Biasanya penyebutan peserta didik ini mengikuti skup/ruang lingkup dimana pembelajaran dilaksanakan, diantaranya : siswa untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, mahasiswa untuk jenjang pendidikan tinggi, dan peserta pelatihan untuk diklat. Peserta didik adalah masukan mentah (raw input) dalam sebuah proses pembelajaran yang harus dithreat agar output dan outcomesnya sesuai dengan yang dicanangkan institusi (khususnya) dan dunia pendidikan Indonesia pada umumnya. Meneurt Hermawan, dkk (2008: 9.4). Siswa sebagai peserta didik merupakan subyek utama dalam proses pembelajaran. Keberhasilan pencapaian tujuan banyak tergantung kepada kesiapan dan cara belajar yang dilakukan siswa. Sedangkan Menurut Pasal 1 butir 4 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang trsedia pada jalur, jenjang dan pendidikan tertentu. Siswa atau peserta didik merupakan subyek utama dalam pembelajaran dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dibuat sebagai acuan kegiatan belajar-mengajar.
Peran Siswa dalam pembelajaran, antara lain:
• tertarik pada topik yang sedang dibahas;
• dapat melihat relevansi topik yang sedang dibahas; ;
• terlibat dalam pengambilan keputusan belajarnya;
• memiliki motivasi;
4.      Metode Pemnbelajaran
Metode pembelajaran adalah cara dalam menyajikan (menguraikan materi, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak setiap metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu sebagai seorang guru haruslah mampu memilih metode yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ada berbagai metode pembelajaran, yaitu metode diskusi, metode ceramah, metode demonstrasi, metode studi mandiri, metode simulasi, metode latihan dengan teman, metode studi kasus, metode proyek, metode praktikum. Dalam kegiatan pembelajaran guru dapat menggunakan lebih dari satu metode, maksudnya dapat digunakan variasi metode dalam pembelajaran.
Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pemilihan metode, antara lain:
a.       Tujuan Khusus Pembelajaran
b.      Karakteristik Materi Pelajaran
c.       Kemampuan Guru
d.      Fasilitas yang tersedia
5.      Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka membangun proses belajar,antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Materi sebagai sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi beberapa begian antara lain sumber belajar cetak/tertulis, terekan, tersiar jaringan, dan lingkungan (alam, budaya, sosial, spiritual).
Menurut Hermawan (2008: 1.2) Materi merupakan komponen terpenting kedua dalam pembelajaran yang menentukan tercapainya suatu tujuan dalam pembelajaran. Materi pembelajaran dapat meliputi fakta-fakta, observasi, data, persepsi, pengindraan, pemecahan masalah, yang berasal dari pikiran manusia dan pengalaman yang diatur dan diorganisasikan dalam bentuk berupa fakta-fakta, gagasan (ideas), konsep (concept), generalisasi (generalitation), prinsip-prinsip (principles), dan pemecahan masalah ( solution).
6.      Media Pembelajaran
Secara harfiah media disebut medium atau perantara. Dalam kaitannya dengan proses komunikasi media diartikan sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran. Pengelompokan media pembelajaran dapat dipilah menjadi tiga bagian, antara laian:
·           Media Visual
·           Media Audio
·           Media Audio Visual
Fungsi media pembelajaran antara lain sebagai berikut:
a.       Mengatasi berbagai hambatan proses komunikasi; Kegunaan media dalam mengatasi hambatan proses komunikasi antara lain untuk mengatasi verbalisme (ketergantungan untuk menggunakan kata-kata lisan dalam memberikan penjelasan), dengan penggunaan media kata-kata abstrak dalam penjelasan dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan seperti pepatah a picture worht a thousand words (satu gambar mewakili seribu kata.
b.      Sikap pasif siswa dalam belajar; Penggunaan media pembelajaran mempunyai banyak kegunaan dalam kegiatan pembelajarn yang berkaitan dengan siswa, antara lain menimbulkan kegairahan belajar, menfokuskan/menari perhatian siswa, memberikan perangsang yang sama untuk setiap pengalaman, memberikan gambaran nyata tentang materi yang dijelaskan, dan menimbulkan persepsi yang sama.
c.       Mengatasi keterbatasan fisik kelas; Dengan penggunaan media dapat membantu guru dalam penjelasan berkaitan dengan obyek yang dijelaskan, antara lain kegunaan untuk memperkecil obyek yang terlalu besar, memperbesar obyek yang terlalu kecil, menyederhanakan obyek yang terlalu rumit, dan menggambarkan obyek yang terlalu luas.
7.      Evaluasi
Komponen evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Hasil dari kegiatan evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik (feedback) untuk melaksanakan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang digunakan, pemilihan media, pendekatan pengajaran, dan metode dalam pembelajaran. Dalam Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar proses dinyatakan bahwa evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan poses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: Membandingkan poses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses dan Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.
Sesungguhnya, dalam konteks penilaian ada beberapa istilah yang digunakan, yakni pengukuran, assessment dan evaluasi.
a.         Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Pengukuran ini, antara lain adalahsebagai berikut:
·         tujuan pengukuran,
·         ada objek ukur,
·         alat ukur
·         proses pengukuran,
·         hasil pengukuran kuantitatif.
b.      asesmen (assessment) adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan.
c.       evaluasi secara etimologi berasal dari bahasa Inggeris evaluation yang bertarti value, yang secara secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian. Namun, dari sisi terminologis ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni:
·         Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
·         Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.
·         Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasilpengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.
Berdasarkan pada berbagai batasan 3 jenis penilaian di atas, maka dapat diketahui bahwa perbedaan antara evaluasi dengan pengukuran adalah dalam hal jawaban terhadap pertanyaan “what value” untuk evaluasi dan “how much” untuk pengukuran. Adapun asesmen berada di antara kegiatan pengukuran dan evaluasi. Artinya bahwa sebelum melakukan asesmen ataupun evaluasi lebih dahulu dilakukan pengukuran. Sekalipun makna dari ketiga istilah (measurement, assessment, evaluation) secara teoretik definisinya berbeda, namun dalam kegiatan pembelajaran terkadang sulit untuk membedakan dan memisahkan batasan antara ketiganya, dan evaluasi pada umumnya diawali dengan kegiatan pengukuran (measurement) serta pembandingan (assessment).
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:
·         Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
·         Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
·         Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya. Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.
Selain tujuan di atas, penilaian juga dapat berfungsi sebagai alat seleksi, penempatan, dan diagnostik,guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran. Penjelasan dari setiap fungsi tersebut adalah:
·         Fungsi seleksi; Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan seleksi, yaitu menyeleksi calon peserta suatu lembaga pendidikan/kursus berdasarkan kriteria tertentu.
·         Fungsi Penempatan; Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan penempatan agar setiap orang (peserta pendidikan) mengikuti pendidikan pada jenis dan/atau jenjang pendidikan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.
·         Fungsi Diagnostik; Evaluasi diagnostik berfungsi atau dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar tersebut.

D.    Implementasi Kurikulum dalam Pembelajaran
Dalam kurikulum 2013, guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran afektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Berkaitan dengan hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1.      Merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna.
Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum, dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek  pedagigis, psikologi, dan didaktis secara bersamaan.
2.      Mengorganisasikan pembelajaran.
Implementasi kurikulum 2013 menuntut guru untuk mrngorganisasikan pembelajaran secara efektif. Sedikitnya terdapat lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengorgsnisasian pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan tenaga ahli dan sumber daya masyarakat, serta pengembangan dan penataan kebijakan.
3.      Memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran.
Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learing), bermain peran, pembelajaran partisipatif (participative  teaching and learning), belajar tuntas (mastery learning), dan pembelajaran konstruktivisme (constructivism teaching and learning).
4.      Melaksanakan pembelajaran, pembentukan kompetensi, dan karakter. Pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 merupakan keseluruhan proses belajar, pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik yang direncanakan. Untuk kepentingan tersebut maka kompetensi inti, kompetensi dasar, materi standart, indikator hasil belajar, dan waktu yang harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehinga peserta didik diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar yang optmal.dalam hal ini, pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pada umumnya kegiatan pembelajaran mencangkup kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta kegiatan akhir atau penutup.
            Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara strategi implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, pengoptimalan implementasi kurikulum 2013 diperlukan suatu upaya strategis untuk mensinergikan komponen-komponen tersebut, terutama guru dan kepala sekolah dalam membudayakan kurikulum.





BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak. Sedangkan Pembelajaran adalah suatu proses belajar yang terjadi karena adanya guru sebagai pengajar atau pendidik dan adanya murid atau peserta didik sebagai yang diajar atau sebagai penerima ilmu pengetahuan atau keterampilan. Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen pembelajaran terdiri dari; Tujuan, Pendidik, Peserta didik, metode, materi, media, dan evaluasi.  
B.     Saran
Dari kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan kepada pembaca khususnya kepada peserta didik  bahwa belajar sanagatlah penting untuk diri kita. Dimana dengan belajar dapat merubah tingkah laku kearah yang lebih baik. Dengan belajar pula kita dapat mengembangkan beragam kemampuan dan sikap. Penulis juga menyarankan kepad pendidik untuk bisa menjadi seorang fasilisator bagi peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik dan merubah tingkah laku peserta didik menjadi lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA
Susanto,A.(2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Prenadamedia Group.
https://www.academia.edu/32470138/Makalah_Komponen-Komponen_Pembelajaran
Irma.(2009).Komponen-Komponen Pembelajaran.[Online].Tersedia :
Marlena.tika .(2016). Makalah hakikat Belajar dan Pembelajaran. [Online]. Tersedia :


Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH : Pendidikan sebagi Ilmu dan Seni

Pengertian Larutan Asam, Basa, dan Garam

sejarah, bunyi, dan uraian islah tsamaniyah