MAKALAH : Pendidikan sebagi Ilmu dan Seni




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode dan aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis melalui gejala-gejala pengalaman dan kemasyarakatan untuk mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberi penjelasan ataupun melakukan penerapan.
Pendidikan adalah suatu proses mentransfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik. Ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan obyek pendidikan. Ilmu yang di transfer umumnya ilmu pengetahuan yang sifatnya memberi pengetahuan peserta didik dengan harapan peserta didik mampu mengetahui segala macam keadaan alam, sosial, dan kebudayaan yang ada di dunia. Misalnya pada pendidikan formal, obyek utama pada proses pendidikan adalah ilmu pengetahuan.
Ilmu merupakan obyek utama pendidkan. Tanpa ilmu, segala sesuatu tidak akan berjalan dengan semestinya. Misalnya, sejak kecil anak dididik oleh orangtua nya jika makan harus cuci tangan terlebih dahulu dan makan mengunakan tangan kanan, itulah yang dinamakan pendidikan dan makan mengunakan tangan kanan yang disebut ilmu karena kalau menggunakan tangan kiri itu tidak sopan.  Pendidikan tidak hanya erat kaitannya dengan ilmu, namun juga pendidikan memiliki kaitannya dengan seni atau kiat mendidik. Sebab konsep-konsep pendidikan itu tidak selalu pas di dilaksanakan dilapangan. Prof. Dr. Made Pidarta (2009:5) mengatakan bahwa “Pendidikan sering mencari suatu strategi, pendekatan, atau siasat baru untuk mencapai cita-citanya. Strategi, pendekatan, siasat, atau taktik ini sering diciptakan sendiri, oleh pendidik berdasarkan pengetahuan, logika, dan pengalamanya. Inilah yang disebut kiat. Setiap pendidik pada umum nya memilki kiat-kiat sendiri, yang sudah tentu tidak sama satu dengan yang lain. Sebab itu kiat sering disebut dengan seni mendidik”.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut :
1.      Apa definisi, karakteristik, dan klasifikasi ilmu ?
2.      Apa konsep dari pengetahuan dan ilmu pengetahuan ?
3.      Bagaimana keterkaitan pendidikan sebagai ilmu pengetahu-an ?
4.      Bagaimana keterkaitan pendidikan sebagai seni ?
C.    Tujuan Pendidikan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui definisi, karakteristik, dan klasifikasi dari ilmu.
2.      Untuk mengetahui konsep dari pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
3.      Untuk mengetahui keterkaitan pendidikan sebagai ilmu pengetahuan.
4.      Untuk mengetahui keterkaitan pendidikan sebagai seni.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi, Karakteristik, dan Klasifikasi Ilmu
Istilah ilmu berasal dari kata bahasa arab ‘alima’ yang memiliki arti pengetahuan. Dalam bahsa latin dikenal pula kata scire yang juga berarti pengetahuan. Pengetahuan dikelompokan orang menjadi beberapa kelompok, diantaranya: revealed knowledge, intuitif knowledge, rational knowledge, empirical knowledge, dan authoritative knowledge; di pihak lain ada juga yang mengelompokan jenis pengetahuan menjadi: commonsense knowledge, scientific knowledge, philosophical knowledge, dan religious knowledge. Secara etimologis ilmu adalah pengetahuan, karena itu semua pengetahuan tersebut di atas adalah ilmu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ilmu adalah pengetahuan suatu bidang yang disusun secara sistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang-bidang (pengetahuan) itu. Sedangkan menurut Mohammad Hatta, ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya. Maupun menurut kedudukan nya tampak dari luar, menurut bangunan-bangunan nya dari luar.
Secara substansial dan operasional ilmu menunjuk kepada tiga hal, yaitu: (1) bodies of knowledge, (2) a body of systematic knowledge, dan (3) scientific method. Ilmu mengandung arti cara kerja ilmiah dan hasil kerja ilmiah. Ilmu adalah pengetahuan ilmiah yang dihasilkan melalui metode ilmiah.
Karakteristik pada ilmu sebagai berikut :
1.      Objek studi ilmu meliputi berbagai hal sebatas yang dapat dialami manusia. Setiap ilmu memiliki objek material dan objek formal. Beberapa disiplin ilmu mungkin memiliki objek material yang sama, tetapi setiap disiplin ilmu mempunyai objek formal yang berbeda. Objek studi setiap disiplin ilmu bersifat spesifik.
2.      Metode ilmiah adalah prosedur pemecahan masalah yang cermat dan terencana. Metode ilmiah merupakan gabungan dari pendekat-an rasional dan empiris. Kerangka studinya merupakan proses logico-hypotetico-verifikasi, atau menggunakan kerangka berpikir deduktif-induktif (scientific method). Namun demikian, metode ilmiah dapat bersifat kuantitatif dan atau kualitatif.
3.      Isi ilmu dapat berupa konsep, aksioma, postulat, prinsip, hukum teori, dan model. Dalam hal ini isi ilmu bersifat objektif, deskriptif, dan disajikan secara rinci dan sistematis.
4.      Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksikan, dan mengon-trol.
Berbagai jenis ilmu antara lain diklasifikasikan orang ke dalam: natural sciences (naturwissenschaften), dan human sciences (geisteswissenschaften). Klasifikasi lain adalah: natural sciences, social sciences, behavioral sciences, dan formal sciences. Ada pula yang mengklasifikasikan ilmu menjadi: ilmu murni dan ilmu terapan.
B.       Konsep Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan sering diartikan sebagai segala sesuatu yang kita kenal atau kita ketahui mengenai suatu hal atau obyek. Pengetahuan dapat juga dijelaskan sebagai hasil dari mengetahui obyek-obyek di alam nyata menurut akal dengan jalan pengamatan. Pengetahuan terbagi kedalam 4 jenis pengetahuan atau kebenaran yang dapat diperoleh atau dimiliki manusia, yaitu :
1.      Pengetahuan biasa atau awam sering disebut common sense knowledge, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dan kebiasaan hidup sehari-hari. Pengetahuan biasa memiliki ciri-ciri cenderung menjadi biasa dan tetap, atau bersifat peniruan serta pewarisan dari masa lampau; maknanya sering kabur atau samara dan memiliki pengertian ganda (ambiguitas); dan merupakan suatu kebenaran atau kepercayaan yang tidak teruji atau tidak pernah diuji kebenarannya.



2.      Penegtahuan ilmiah (scientific knowledge) atau sering disebut sains, yaitu seperangkat pengetahuan yang tersusun secara sistematis mengenai fenomena, termasuk cara menyusun dan memperluas dan cara mengujinya menurut kriteriayang obyektif dan diakui masyarakat ilmuwan, yang sering disebut ilmu pengetahuan.
3.      Pengetahuan filsafat (philosophical knowledge) atau sering disebut filsafat, yaitu pengetahuan yang bersumber dari pemikiran yang lebih mendalam lagi yang dilakukan oleh para ilmuwan.
4.      Penegtahuan religi, yaitu pengetahuan yang bersumber dari agama yang mencakup pengetahuan menegnai hakikat perilaku sebagai pengungkapan supranatural melalui wahyu yang diterima utusannya yang terpilih.
Dalam kehidupan sehari-hari, secara awam ilmu pengetahuan atau disingkat dengan ilmu, sering dijelaskan dengan makna atau pengertian yang sama dengan segala yang kita ketahui. Jadi secara etimologis baik ilmu maupun science berarti pengetahuan. Namun, secara terminologis dalam pandangan dan konteks akademis, istilah ilmu atau science itu adalah sekumpulan pengetahuan yang mempunyai karakteristik (ciri-ciri) dan syarat-syarat tertentu, sehingga disebut ilmu pengetahuan.
Ilmu sendiri mempunyai arti sebagai suatu pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dan sebagainya.
Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan seperangkat atau sejumlah pengetahuan yang disusun menurut suatu sistem berpikir kritis (karena itu karakternya sistemik), dan teratur (secara sistematis) yaitu menerapkan pola pikir dan pola kerja tertentu, menerapkan suatu pende-katan atau metode penelitian tertentu (metode ilmiah atau penelitian ilmiah), dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman tenteng suatu hal atau masalah agar masalah tersebut dapat dicari solusinya, terutama alasan mengapa hal itu terjadi, sehingga pada akhirnya manusia dapat meningkat-kan kualitas hidup menjadi lebih baik lagi.
Ilmu pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Objek Studi: Objek material ilmu pendidikan adalah manusia (manusia sebagai makhluk Tuhan yang berbeda hakiki dengan benda, tumbuhan dan hewan); sedangkan objek formalnya adalah fenomena pendidikan, yaitu fenomena mendidik dan fenomena lain yang berhubungan dengan kegiatan mendidik.
2.      Metode: Ilmu pendidikan mengguanakan metode kualitatif dan atau metode kuantitatif. Penggunaan metode tersebut tergantung pada masalah atau objek penelitiannya.
3.      Isi Ilmu Pendidikan: Sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu pendidikan dapat berupa konsep, aksioma, postulat, prinsip, hukum, teori, dan model. Dalam hal ini ilmu pendidikan bersifat objektif, deskriptif, preskriptif (normatif), yang disajikan secara rinci dan sistematis. Ilmu pada umumnya bersifat deskriptif, tetapi ilmu pendidikan tidak hanya bersifat deskriptif, melainkan juga preskriptif/normatif.
4.      Fungsi ilmu pendidikan: menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol.
5.      Ilmu pendidikan menggunakan ilmu-ilmu lain sebagai ilmu bantu. Sekalipun demikian, menurut M.J. Langeveld (1980), sebagai ilmu yang bersifat otonom ilmu pendidikan berperan sebagai “tuan rumah”, sedangkan ilmu-ilmu lain merupakan “tamu”nya.
Adapun karakteristik dari ilmu pengetahuan yaitu menurut Randall dan Buchker mengemukakan 3 ciri umum ilmu pengetahuan, yaitu:
1.      Hasil sains bersifat akumilatif dan merupakan milik bersama.
2.      Hasil sains kebenarannya tidak mutlak, dan bisa terjadi kekeliruan, karena yang menyelidikinya adalah manusia.
3.      Sains bersifat objektif.
Menurut paradigma baru (pasca Thomas Kuhn) kriteria khas suatu ilmu baik ilmu pengetahuan maupun ilmu sosial adalah sbb:
1.      Ada objek formal
2.      Ada metode kerja yang diakui sesame ilmuwan
3.      Ada sosok jaringan substanif pengetahuan
4.      Terdapat teknik yang mapan dan perlengkapan yang diakui
Ilmu pengetahuan terbagi kedalam beberapa klasifikasi berdasar-kan isi, jenis, dan sifat dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Klasifikasi ilmu penetahuan tersebut diantaranya :
1.      Berdasarkan isi pengetahuannya ilmu diklasifikasi menjadi 3 kelom-pok, yaitu:
·         Ilmu-ilmu kealaman (natural sciences) seperti: fisika, kimia, biologi, dan astronomi.
·         Ilmu-ilmu sosial (social science) seperti: sosiologi, ekonomi, politik, dsb.
·         Ilmu-ilmu kemanusiaan (humanities) seperti: filsafat, bahasa, dan seni.
2.      Berdasarkan jenisnya ilmu pengetahuan dikelompokkan ke dalam:
·         Matemetika (ilmu murni)
·         Ilmu-ilmu kealaman (natural sciences)
·         Ilmu-ilmu sosial (social science)
·         Ilmu-ilmu tingkah laku (behavioral sciences)
·         Kelompok ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora)
3.      Berdasarkan sifat, (ragam dan atribut) pengetahuan, ditemukan klasifikasi ilmu sebagai berikut:
a.       Karl Pearson, mengelompokkan ilmu menjadi :
·         abstract sciences, terdiri atas matematika dan filsafat
·         concrete sciences, mencakup fisika, biologi, kimia, dsb
b.    William C. Kneale, mengelompokkan ilmu menjadi :
·         apriori sciences, terdiri atas matematika dan filsafat
·         aposteriori sciences, terdiri atas fisika, sosiologi, ekonomi, dsb
c.    Wilson Gee, mengelompokkan ilmu menjadi:
·         descriptive sciences, terdiri atas psikologi, sosiologi, dsb
·         normative sciences, terdiri atas ilmu pendidikan dan filsafat

C.       Pendidikan sebagai Ilmu Pengetahuan
Ilmu pendidikan merupakan seperangkat pengetahuan, pendapat atau pandangan mengenai fenomena/gejala pendidikan yang disusun secara sistematis sebagai hasil pemikiran kritis dengan menggunakan metode riset tertentu. Salah satu ciri ilmu pendidikan adalah memiliki landasan keilmuan yang tepat, ilmu yang bersifat normative, dan ilmu bersifat teoritis praktis, memiliki obyek material dan formal, memiliki sistematika yang jelas dan memiliki metode yang bias dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.
Ilmu Pendidikan hanya akan dapat berdiri kokoh dan berkembang pesat apabila berlandaskan agama, pandangan hidup, filsafat hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Obyek ilmu pendidikan seperti halnya obyek ilmu pengetahuan yang lainnya pada umumnya terdiri atas obyek material dan obyek formal. Obyek material ilmu pendidikan adalah manusia, sedangkan oyek formal ilmu pendidikan menurut D. Sudjana (2006) adalah perkembangan pengalaman manusia sebagai makhluk individual, social dan unik sepanjang hayatnya yang dapat dan harus dibelajarkan sehingga terwujud sikap dan prilaku yang kondusif untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya. Metode penelitian yang digunakan ilmu pendidikan terdiri atas metode kuantitatif, dan metode kualitatif bahkan menggabungkan keduanya. Isi ilmu pendidikan merupakan suatu struktur pengetahuan yang antara lain memuat postulat, asumsi, konsep teori, generalisasi, hokum, prinsip, dan model. Seperti juga ilmu-ilmu lainnya, pendidikan sebagai ilmu pengetahuan memiliki fungsi menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol gejala atau fenomena pendidikan.
D.      Pendidikan sebagai Seni
Istilah seni menurut Ki Hajar Dewantara ialah perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaan nya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia.  Istilah seni sering dikaitkan dengan sebuah karya yang terlihat akan wujud nya, seperti seni lukis, seni tari, dan sebagai nya dan yang paling utama, seni selalu melibatkan perasaan. Seperti hal nya seni dalam mendidik, meskipun seni dalam mendidik tidak selamanya terlihat akan wujud nya, namun seni dalam mendidik juga melibatkan perasaan.
Pendidikan antara lain dapat dipelajari melalui ilmu pendidikan, namun demikian pendidikan (praktek pendidikan atau mendidik) juga adalah seni. Alasanya bahwa praktek pendidikan melibatkan perasaan dan nilai yang sebenarnya di luar daerah ilmu(ilmu yang berparadigma positivisme). Sehubungan dengan itu, Gilbert Highet (1954) mengibaratkan praktek pendidikan sebagaimana orang melukis sesuatu, mengarang lagu, menata sebuah taman bunga, atau menulis surat untuk sahabat. Sedangkan menurut Gallagher (1970) seni mendidik itu merupakan: (1) keterampilan jenius yang hanya dimiliki beberapa orang; dan (2) mereka tidak dapat menjelaskan secara sistematis bagaimana mereka mempraktekan keterampilan itu.
Praktek pendidikan diakui sebagai seni, impilkasinya fungsi mendidik yang utama adalah menghasilkan suatu karya yang utuh, unik, sejati (bukan pura-pura atau dibuat-buat, anak tidak boleh dikorbankan sebagai kelinci percobaan), dan tiap pihak memperoleh manfaat. Selain itu, pendidik harus kreatif , skenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, yang lebih penting adalah improvisasi. Pendidik harus memperhatikan minat, perhatian, dan hasrat anak didik.
Pengakuan pendidikan sebagai seni, tidak harus menggoyahkan pengakuan bahwa pendidikan dapat dipelajari secara ilmiah. Idealnya, pendidikan adalah aplikasi ilmu (ilmu pendidikan) tetapi sekaligus pula adalah seni.
Memdidik ataupun mengajar tidaklah seperti menimbulkan reaksi kimia yang biasanya selalu bereaksi secara cepat namun lebih miripnya seperti melukis sebuah gambar, dengan artian bahwa di dalam mendidik maupun mengajar itu seseorang harus melibatkan diri di dalam nya dan menyadari bahwa mengajar tidak seluruhnya dikerjakan berdasarkan formula-formula.













BAB III
PENUTUPAN

A.    Kesimpulan
Istilah ilmu berasal dari kata bahasa arab ‘alima’ yang memiliki arti pengetahuan. Dalam bahsa latin dikenal pula kata scire yang juga berarti pengetahuan. Pengetahuan dikelompokan orang menjadi beberapa kelompok, diantaranya: revealed knowledge, intuitif knowledge, rational knowledge, empirical knowledge, dan authoritative knowledge. Secara etimologis ilmu adalah pengetahuan.
Ilmu pendidikan merupakan seperangkat pengetahuan, pendapat atau pandangan mengenai fenomena/gejala pendidikan yang disusun secara sistematis sebagai hasil pemikiran kritis dengan menggunakan metode riset tertentu. Ilmu pendidikan merupakan landasan dan petunjuk tentang cara melaksanakan pendidikan, sedangkan studi pendidikan adalah upaya yang dilakuan seseorang dalam rangka memahami pendidikan atau menghasilkan siste konsep pendidikan.
Pendidikan sebagai seni dapat dipahai bahwa praktek pendidikan melibatkan perasaan dan nilai yang sebenarnya  diluar daerah ilmu yang mengibaratkan praktek pendidikan sebagai orang melukis sesuatu, mengarang puisi/lagu, menata sebuah taman bermain, atau yang lainnya.
B.     Saran
Kami berharap dengan disusunnya makalah ini, para pendidik mampu melaksanakan proses pembelajaran guna mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari objek, metode, isi, bahkan fungsinya supaya tujuan pendidikan bisa dicapai dengan baik dan bukan hanya sebagai ilmu malainkan sebagai seni, sehingga pendidik dapat berkreasi di dalam proses belajar mengajar dan juga peserta didik dapat merasakan kenyamanan di dalam kegiatan belajar mengajar dan menghilangkan rasa bosan dalam pebelajaran.




DAFTAR PUSTAKA


Remaja Rosdakarya, Bandung.Pribadi, S. (Ed.), (1984), Landasan Kependidikan, Jurusan FSP FIP IKIP Bandung.

Uyoh sadullah,  (2007), Pilsafat Pendidikan, Cipta Utama, Bandung.

Wihadi Admojo, (2010), Kamus Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.
 









Comments

Popular posts from this blog

Kumpulan nama senyawa asam kuat , asam lemah, basa kuat, basa lemah.

sejarah, bunyi, dan uraian islah tsamaniyah