Mengingat Kembali Peristiwa Bom Bali I (12 Oktober 2002)
Peristiwa Bom Bali
foto : Mengenal Secret Societies
Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I) adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali,
sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika
Serikat, walaupun jaraknya cukup berjauhan. Rangkaian pengeboman ini
merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman dalam
skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun
2005. Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera,
kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke
lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap
sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.
(Wikipedia)
FYi, Bali merupakan salah satu wilayah indonesia
yang berada diantara pulau Madura dan pulau Lombok. Sejak dahulu keindahan Pulau
Bali telah di kenal ke mancanegara. Pesona alam, keindahan alam dan
ramah taman penduduknya membuat Bali menjadi salah satu destinasi
kunjungan wajib wisatawan dari seluruh mancanegara. Bali sendiri
merupakan wilayah yang mayoritas dihuni oleh masyarakat penganut agama
Hindu. Bali merupakan penyumbang devisa terbesar dari sektor
pariwisatanya. Meskipun banyak dikunjungi wisatawan asing namun
masyarakat Bali tetap kokoh memegang teguh adat istiadat yang berlaku.Peristiwa yang terjadi di Bali adalah akibat kepentingan dakwah yang terganggu. Sebenarnya, bagi seorang muslim wajib untuk berdakwah menyerukan kebenaran. Dalam kontek bom Bali hal itu bisa terjadi tak bisa dilepaskan dari hegemoni global Amerika yang selalu menyudutkan gerakan Islam. Ada kebencian akibat ulah Negara adidaya yang semena-mena terhadap umat Islam. Akhirnya, sebagai salah satu cara sebagaimana ditulis Imam Samudra (2004) dalam bukunya 'aku melawan teroris'. Maka, diambillah jalan membom Bali karena disitulah berkumpul banyak bule dari luar. Memang ada yang menyalahkan, akan tetapi jika disimak dari sisi lain ternyata ada muatan pesan disitu. Teror yang terjadi bisa juga dilihat sebagai ekspresi kemarahan yang lama terpendam. Hingga ketika menemukan momentumnya, maka meletuskan amarah yang lama terpendam. Bukan berarti teror bom yang terjadi selama ini dilakukan oleh golongan aktifis Islam. Kalaupun ada kemungkinan akibat dari semangat juang yang tinggi yang bisa saja dimanfaatkan oleh golongan tertentu untuk kepentingan pragmatisnya.
Kejadian nya bermula pada pukul 20.45 Wita. Salah satu pelaku, Ali Imron menyiapkan satu bom kotak dengan berat sekitar 6 kilogram yang telah dipasang sistem remote ponsel, di rumah kontrakan. Artinya bom itu diledakkan dari jarak jauh menggunakan ponsel. Bom tersebut dibawa Ali Imron menggunakan sepeda motor Yamaha, dan diletakkan di trotoar sebelah kanan kantor Konsulat Amerika Serikat. Selanjutnya, dia pergi menuju Sari Club dan Paddy's Pub untuk memantau situasi serta lalu lintas di sekitar. Ali selanjutnya kembali ke rumah kontrakan. Sekitar pukul 22.30 Wita, Ali Imron bersama dua pelaku bom bunuh diri, yakni Jimi dan Iqbal pergi menuju Legian dengan menggunakan mobil Mitshubishi L 300. Idris, pelaku lain, mengikuti mereka dengan menggunakan motor Yamaha. Sesampainya di Legian, Ali Imron mengintruksikan Jimi untuk menggabungkan kabel-kabel dari detonator ke kotak switch bom mobil L 300. Jimi akan melancarkan bom bunuh diri menggunakan mobil L 300 di Sari Club. Pada saat yang bersamaan, Ali Imron menyuruh Iqbal untuk memakai bom rompi. Iqbal juga akan beraksi sebagai 'pengantin' (sebutan untuk pelaku bom bunuh diri) di Paddy's Pub. Setelah persiapan rampung, Iqbal turun dari mobil dan masuk ke dalam Paddy's Pub. Duar! Bom meledak dari restoran tempat nongkrong tersebut. Sementara itu, Ali Imron turun dari mobil L 300 kemudian dijemput Idris untuk menuju Jalan Imam Bonjol. Sedangkan Jimi langsung memacu mobil menuju Sari Club, lalu meledakkan bom di dalam mobil yang ia kendarai. Bom kedua pun meledak dari mobil tersebut. Ratusan orang tewas akibat dua bom tersebut. Di tengah perjalanan, Ali Imron menekan tombol remote control yang sudah dipasang pada ponselnya. Duar! Bom kotak meledak yang telah ia taruh sebelumnya meledak di depan konsulat Amerika Serikat. Ini merupakan bom yang ketiga dan tak mengakibatkan korban jiwa. Sejak itu, eksodus besar-besaran terjadi di Pulau Dewata. Bandara Ngurah Rai sesak didatangi banyak warga asing, terutama tim investigasi dari Biro Investigasi Amerika Serikat (FBI). (liputan6.com)
Comments
Post a Comment