MAKALAH : Landasan Sosial Budaya Pendidikan


 Hallo kawan,, selamat datang di blog ini :)

Pasti kalian sedang mencari referensi untuk membuat makalah mata kuliah (matkul) Landasan Pendidikan,, ya kan ? hihihi... kenapa saya bertanya seperti itu, karena saya pengalaman ketika masih duduk di bangku kuliah semester 1, saya dan rekan-rekan juga di tugaskan untuk membuat makalah yang berjudul "Landasan Sosial Budaya Pendidikan" sama seperti yang kamu cari saat ini :D 

Untuk referensinya, kalian boleh pelajari contoh makalah yang kami buat..
Selamat Mempelajari...




MAKALAH
LANDASAN SOSIAL BUDAYA PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Landasan Pendidikan”.
Dosen : Ani Rosidah, M.Pd.



 
Disusun oleh :
Ø  Ade Irma Herlina         (18.22.1.00..)
Ø  Ayu Rahmawati            (18.22.1.00..)
Ø  Mbak Putri Harapai       (18.22.1.00..)
Ø  Resa Nasriani                (18.22.1.00..)



Kelas 1A



PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2018/2019





KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Landasan Sosial Budaya Pendidikan”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Ani Rosidah, M.Pd selaku dosen mata kuliah landasan pendidikan, dan pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat selesai.
Kami menyadari akan segala kekurangan dan jauh dari kesempurnaan pada makalah ini karena keterbatasan bahan bacaan dan kemampuan pengetahuan kami semata. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan sesuatu yang layak dan ada manfaatnya.


Majalengka, Desember 2018

Peyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.............................,.................................................. 2
C.     Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN
A.    Sosiologi dan Pendidikan ................................................................... 3
B.     Kebudayaan dan Pendidikan ............................................................... 8
C.     Fungsi Sosial Budaya Pendidikan ..................................................... 11
D.    Implikasi Konsep Pendidikan ............................................................ 13
BAB III : PENUTUP
A.    Simpulan .............................................................................................. 15
B.     Saran .................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ iii
  






BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas dari unsur sosial budaya. Sebab sebagian terbesar dari kegiatan manusia dilakukan secara kelompok. Pekerjaan di rumah, dikantor, di kampus, dan sebagainya, hampir semuanya dikerjakan oleh lebih dari seorang. Ini berarti unsur sosial ada pada kegiatan-kegiatan itu. Selanjutnya tentang apa yang dikerjakan dan cara mengerjakannya serta bentuk yang dinginkan merupakan unsur dari suatu budaya.
Sosial mengacu kepada hubungan antarindividu, antarmasyarakat, dan individu dengan masyarakat. Unsur sosial ini merupakan aspek individu secara alami, artinya aspek ini telah ada sejak manusia dilahirkan. Karena itu, aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu di kembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar menjadi matang. Disamping tugas pendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek itu sendiri sangat berperan dalam membantu anak dalam upaya mengembangkan dirinya. Maka dari segi sosial ini perlu diperhatikan dalam proses pendidikan.
Bagaimana dengan aspek budaya ? Sama hal nya dengan sosial, aspek budaya inipun sangat berperan dalam proses pendidikan. sehingga dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki unsur budaya. Materi ynag dipelajari anak-anak adalah budaya, cara belajar mereka adalah budaya, begitupula kegiatan-kegiatan mereka dan bentuk-bentuk yang dikerjakan juga budaya. Dengan demikian budaya tidak pernah lepas dari proses pendidikan itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dari makalah ini diantarannya :
1.      Bagaimana hubungan antara ilmu sosiologi dengan ilmu pendidikan ?
2.      Bagaimana hubungan antara kebudayaan dengan ilmu pendidikan ?
3.      Apa fungsi sosial budaya terhadap pendidikan?
4.      Apa saja implikasi dari konsep pendidikan ?


C.    Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara sosiologi dengan pendidikan.
2.      Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kebudayaan dengan pendidikan .
3.      Untuk mengetahui fungsi sosial budaya terhadap pendidikan.
4.      Untuk menegtahui apa saja implikasi dari konsep pendidikan.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sosiologi dan Pendidikan
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Sosiologi mempelajari bagaimana manusia itu berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain.
Sosiologi mempunyai ciri-ciri sebagai uraian berikut :
1.      Empiris, adalah ciri utama sosiologi sebagai sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
2.      Teoritis, adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
3.      Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus-menerus sebagai konsekuensi dari terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori-teori itu akan berkomulasi mengarah kepada teori ynag lebih baik.
4.      Nonetis, karena teori itu menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu-individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Sejalan dengan lahirnya pemikiran tentang pendidikan kemasyarakatan, maka pad aabad ke-20 sosiologi memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang diinginkan oleh aliran kemasyarakatan ini ialah proses pendidikan yang bisa mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan manusia. Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan sangat membutuhkan bantuan sosiologi. Konsep atau teori sosiologi memberi petunjuk kepada para guru tentang bagaimana seharusnya mereka membina para siswa agar mereka bisa memiliki memiliki kebiasaan hidup yang harmonis, bersahabat, dan akrab sesama teman.
Salah satu bagian sosiologi yang dapat dipandang sebagai sosiologi khusus adalah sosiologi pendidikan. Sosiologi pendidikan ini membahas sosiologi yang terdapat pada pendidikan. Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi pendidkan meliputi :
1)      Interaksi guru dengan siswa;
2)      Dinamika kelompok dikelas dan di organisasi intra sekolah;
3)      Struktur dan fungsi sistem pendidikan; dan
4)      Siste-sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan.
Sosiologi dan sosiologi pendidikan saling terkait. Konsep proses sosial, yaitu suatu cara berhubungan antarindividu dengan antarkelompok atau individu dengan kelompok yang menimbulkan bentuk hubungan tertentu. Proses sosial atau sosialisasi ini menjadikan seseorang atau kelompok yang belum tersosialisasi atau masih rendah tingkat sosialnya menjadi tersosialisasi atau sosialisasinya semakin meningkat.
Proses sosial dimulai dari interaksi sosial dan dalam proses sosial selalu terjadi interaksi sosial. Interaksi dan proses sosial didasari oleh faktor-faktor berikut :
1.      Imitasi, yaitu meniru sesuatu hal yang bisa bersifat positif dan bisa pula bersifat negatif.
2.      Sugesti, akan terjadi kalau seoarang anak menerima atau tertarik pada pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwewenang atau mayoritas.
3.      Identifikasi, seorang anak dapat juga mensosialisasikan diri lewat identifikasi yang mencoba menyamakan dirinya dengan orang lain, baik secara sadar maupun tidak sadar.
4.      Simpati, akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain.
Keempat faktor tersebut yang mendasari sosialisasi anak-anak adalah suatu tingkatan keterlibatan hati dalam mengadakan proses sosial. Hati mereka paling terlibat adalah pada faktor simpati. Pada imitasi mereka sekadar meniru pada sugesti karena pengaruh dari luar dan pada identifikasi sudah ada upaya untuk menyamakan diri.
            Untuk memudahkan terjadinya sosialisasi dalam pendidikan, maka guru perlu menciptakan situasi, terutama pada dirinya sendiri, agar faktor-faktor yang mendasari sosialisasi itu muncul pada diri anak-anak. Misalnya guru harus menjadi contoh dalam perilaku agar ditiru, diidentifikasi, dan anak-anak merasa simpati kepadanya.
            Colemen (1984) menulis bahwa satu yaang terpenting fungsi sekolah adalah memberikan dan meningkatkan kebutuhan sosial dan rekreasi. Kebutuhan rekreasi disini membuat anak-anak merasa gembira, antusias, dan tidak merasa dipaksa datang ke sekolah. Perasaan seperti ini bertalian erat dengan perasaan sosial. Manakala anak-anak sudah dapat berteman dengann baik dengan yang lain, mereka akan merasa aman.
            Dalam proses sosial terdapat interaksi sosial, yaitu suatu hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi. Baik kontak sosial maupun komunikasi dapat menghasilkan interaksi sosial yang positif dan ada pula yang negatif. Hal ini bergantung kepad hasil akhir dari interaksi sosial itu.
            Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu :
1.      Kontak antarindividu. Misalnya anak dengan ibu rumah tangga, siswa dengan guru atau siswa dengan siswa disekolah. Sudah tentu kontak-kontak itu memiliki maksud-maksud tersendiri, seperti meminta penjelasan sesuatu atau sebagainya.
2.      Kontak antar individu dengan kelompok atau sebaliknya. Contohnya ialah seorang remaja ingin ikut perkumpulan sepak bola, seorang guru mengajar dikelas, dan sebagainya.
3.      Kontak antar kelompok, misalnya rapat orang tua siswa dengan guru-guru atau sebagainya.
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain atau sekelompok orang. Ada sejumlah alat yang dapat dipakai mengadakan komunikasi. Alat-alat yang dimaksud adalah :
1.      Melalui pembicaraan, dengan segala macam nada seperti berbisik-bisik, halus, kasar, dan keras bergantung kepada tujuan pembicaraan dan sifat orang yang berbicara.
2.      Melalui mimik, seperti raut muka, pandangan dan sikap.
3.      Dengan lambang, contohnya ialah bicara isyarat untuk orang-orang tuna rungu, menggelengkan kepala, menganggukkan kepala, dan sebagainya.
4.      Dengan alat-alat, baik alat-alat elektronik maupun media cetak.
Keempat alat komunikasi itu bisa dipakai dalam pendidikan. Namun perlu dipilih agar cocok dengan materi yang dipelajari anak-anak dan denga cara mempelajarinya. Ada sejumlah bentuk interaksi sosial, yaitu sebagai berikut :
1.      Kerjasama : belajar kelompok
2.      Akomodasi : meredakan pertentangan
3.      Asimilasi atau akulturasi : penyatuan pikiran
4.      Persainagn : kompetisi
5.      Pertikaian : pertentangan atau konflik.
Diketahui bersama bahwa manusia selain sebagi makhluk individu juga merupakan makhluk sosial. Oleh karena itu dalam melakukan interaksi sosial manusia terkadang membentuk kelompok sosial. Kelompok sosial berarti himpunan sejumlah orang, paling sedikit dua orang, yang hidup bersama karena cita-cita ynag sama. Ada beberapa persyaratan untuk terjadinya kelmpok sosial, yaitu :
1.      Setiap anggota memiliki kesadaran sebagai bagian dari kelompok.
2.      Ada interaksi atau hubungan timbal balik antara anggota.
3.      Mempunyai tujuan yang sama.
4.      Membntuk norma yang mengatur ikatan kelompok.
5.      Terjadi struktur dalam kelompok yang membentuk peranan dan status sebagai dasar kegiatan dalam kelompok.
Dalam dunia pendidikan, kelompok sosial ini pun dapat dibedakan menjadi dua kelompok  yaitu, berdasarka keakraban hubungan (kelompok promer dan sekunder) dan berdasarkan peraturan (kelompok formal dan informal). Ada daua teori yang dipakai untuk meningkatkan produktivitas kelompok sosial, yaitu: (Wuraji, 1988 dan Sudarja, 1988) :
1.      Teori Struktur Funsional
·         Setiap struktur (bagian-bagian) kelomok memiliki fungsi masing-masing.
·         Setiap bagian memiliki kebebasan untuk berkreasi, berinisiatif, dan mengembangkan ide untuk kemajuan kelompok.
2.      Teori Konflik
·         Menggunakan prinsip-prinsip pemaksaan dalam melakukan perbaikan atau perubahan kelompok sosial.
·         Contoh : pengumuman bagi siswa yang belum melinasi SPP tidak boleh ikut ujian.
Adapun implikasi konsep sosial pad apendidikan, yaitu :
1.      Sekolah dan masyarakat sekitarnya harus saling menunjang.
2.      Perlu dibentuk badan kerjasama antara sekolah dan tokoh masyarakat.
3.      Pendidikan (sekolah) harus berfungsi secara maksimal sebagai wahana proses sosialisasi anak.
4.      Dinamika kelompok harus diarahkan untuk kepentingan belajar.



B.     Kebudayaan dan Pendidikan
Kebudayaan menurut Taylor (Imran Manan, 1989) adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan produk perseorangan ini tidak disetujui Hasan (1983). Ia mengemukakakn bahwa kebudayaan adalah keseluruhan hasil manusia hidup bermasyarakat yang berisi aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan sebagainya. Sedangkan Kneller (Imran Manam, 1989) mengatakan kebudayaan adalah cara hidup yang telah dikembangkan oleh angota-anggota masyarakat.
Dari ketiga definisi kebudayaan diatas, definisi terakhir yang paling tepat sebab mencakup semua cara hidup ditambah dengan kehidupan manusia yang diciptakan oleh manusia itu sendiri sebagai warga masyarakat. Hasan (1983) mengatakan kebudayaan berisi (1) norma-norma, (2) folkways yang mencakup kebiasaan, adat, dan tradisi, (3) Mores. Sementara itu Imran Manan (1989) menunjukan lima komponen kebudayaan sebagai berikut :
1.      Gagasan
2.      Ideologi
3.      Norma
4.      Teknologi
5.      Benda
Agar menjadi lengkap, perlu ditambah beberapa komponen lagi yaitu :
1.      Kesenian
2.      Ilmu
3.      Kepandaian
Orang kadang sering sulit membedakan antara kebudayaan dengan peradaban. Menurut Hassan (1983) peradaban itu adalah kebudayaan yang sudah maju. Contohnya peradaban bangsa Eropa Barat. Kebudayaan dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Kebudayaan umum, misalnya Kebudayaan Indonesia.
2.      Kebudayaan Daerah, misalnya kebudayaan Sunda, Jawa, Bali, dan sebagainya.
3.      Kebudayaan Populer, suatu kebudayaan yang masa berlakuunya rata-rata lebih pendek dari pada kedua macam kebudayaan terdahulu. Misalnya : lagu-lagu populer, model film musiman, dan sebagainya.
Ahli lintas budaya, Richard Brislin (1993) menjelaskan sejumlah karakteristik budaya, diantaranya :
1.      Budaya dibentuk dari konsep ideal, nilai, dan asumsi tentang kehidupan yang menuntut perilaku orang.
2.      Budaya terdiri dari aspek-aspek lingkungan yang dibuat orang.
3.      Budaya diteruskan dari generasi ke generasi.
4.      Pengaruh budaya paling terlihat dalam benturan yang bertujuan baik antara orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda.
5.      Walaupun ada kompromi, nilai-nilai budaya masih bertahan.
6.      Ketika nilai budayanya dilanggar, ornag bereaksi secara emosional.
7.      Bukan sesuatu orang yang aneh bagi seseorang yang menerima nilai budaya.
Menurut Kneller (Imran Manan, 1989) mengemukakan ada dua tonggak yang membuat kebudayaan berkembang dengan pesat, yaitu :
1.      Revolusi Industri I, dengan ditemukannya mesin uap abad ke-18, yang membuat hasil produksi berlimpah-limpah serta memberian keuntungan yang besar. Hidup ornag-orang menjadi bertambah makmur.
2.      Revolusi Industri II, sejak tahun 1945 yang mengunakan bahan atom, kimia, mempergunakan alat komputer, yang membuat serba otomatis, dengan menggunakan tenaga-tenaga profesional. Revolusi inilah yang membuat zaman sekarang menjadi era globalisasi dan informasi.
Ada tiga hal yang menimbulkan perubahan kebudayaan. Ketiga hal tersebut menurut Kneller (Imran Manan : 1989) ialah :
1.      Originasi, yaitu sesuatu yang  baru atau penemuan-penemuan baru. Hasil penemuan ini akan menggeser atau memperbaharui yang lama. Contohnya : teori bumi yang bulat menggeser teori bumi yanng lempeng.
2.      Difusi, ialah pembentukan kebudayaan baru akibat masuknya elemen-elemen budaya yang baru kedalam kedalam budaya yang lama. Contohnya : tarian-tarian kontemporer ada kalanya merupakan difusi antara tarian klasik dengan taran moderen.
3.      Reinterpretasi, ialah perubahan kebudayaan akibat terjadinya modifikasi elemen-elemen kebudayaan yang telah ada agar sesuai dengan keadaan zaman. Contohnya : pesawat berbaling-baling diganti dengan pesawat jet.
Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Pendidikan dan kebudayaan mempunyai pengaruh timbal balik. Bila kebudayaan berubah, maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidiakan berubah akan dapat mengubah kebudayaan. Pendidikan dapat mengembangkan kebudayaan melalui ketiga hal tadi. Sebab pendidikan adalah tempat manusia-manusia dibina, ditumbuhkan dan dikembangkan potensi-potensinya. Semakin besar potensi seseorang dikembangkan maka semakin mampu ia menciptakan atau mengembangkan kebudayaan, sebab kebudayaan dikembangkan oleh manusia.
pendidikan adalah ekulturasi (Imran Manan, 1989). Pendidikan adalah suatu proses membuat orang kemasukan budaya, membuat orang berprilaku mengikuti budaya yang memasuki dirinya. Enkulturasi ini terjadi dimana-mana, disetiap tempat hidup seseorang dan setiap waktu. Dari sinilah muncul pengertian kurikulum yang sangat luas, yaitu semua lingkunag tempat hidup manusia. Sebab dimanapun orang berada disitulah terjadi proses pendidikan. Sekolah adalah salah satu dari tempat enkulturasi.
Kerber dan Smith (Imran Manan, 1989) menyebutkan ada enam fungsi utama kebudayaan dalam kehidupan manusia yaitu :
1.      Penerus keturunan dan pengasuh anak. Suatu fungsi yang menjamin kelangsungan hidup biologis kelompok sosial. Budaya mendidik yang baik akan membuat orang banyak melaksanakan Keluarga Berencana (KB) , serta pengasuhan anak yang profesional.
2.      Pengembangan kehidupan berekonomi. Pendidikan sebagai budaya akan membuat orang mampu menjadi pelaku ekonomi yang baik,  bisa berproduksi secara efektif dan efisien, serta menjadi tenaga kerja yang profesional.
3.      Transmisi budaya. Salah satu tugas pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan adalah mampu membentuk dan menegmbangkan generasi baru menjadi orang-orang dewasa yang berbudaya, terutama kebudayaan nasional.
4.      Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan sebagai budaya haruslah dapat membuat anak-anak mengembangkan kata hati dan perasaannya taat terhadap ajaran-ajaran agama yang dipeluknya.
5.      Pengendalian sosial; yaitu pengembangan konsep-konsep untuk melindungi kesejahteraan individu dan kelompok.
6.      Rekreasi; yaitu kegiatan-kegiatan yang memberikan kesempatan kepada orang-orang untuk memuaskan kebutuhanya akan permainan-permainan atau untuk bermain-main. Pendidikan perlu memberikan wawasan tentang pentingnya memanfaatkan waktu luang.

C.    Fungsi Sosial Budaya terhadap Pendidikan
Kegiatan pendidikan merupakan proses interaksi antara dua individu, dua generasi yang memungkinkan generasi muda menegmbangkan dirinya. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi dalam lembaga yang disebut seklah. Sekolah sengaja dibentuk oleh masyarakat agar pola dan kegiatan pendidikan semakin intensif. Interaksi antar individu, antar kelopok, terjadi karena ada aksi dan reaksi. Interaksi ini terjadi dalam dunia persekolahan sebagai bagian kecil dari masyarakat pendidikan yang membentuk karakter peserta didik. Dari interaksi sosial ini akan memunculkan budaya-budaya seperti : budaya berpakaian, budaya bertingkah laku, budaya berkarakter, budaya belajar, budaya menulis, budaya mendengarkan, budaya mengajar, serta budaya-budaya lain yang terjadi dari interaksi sosial tersebut.
Secara normatif benturan-benturan sosiokultural dapat di enkulturasi dan di asimilasi dalam budaya pancasila sebagaimana butiran-butiran sila yang ada dan sudah dijalankan sejak dulu kala, namu perkembangan kemajuan, perkembangan zaman, perkembangan pergaulan masyarakat lokal, nasional, regional, global menurut adanya peningkatan hubungan tersebut.
Sosiologi pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi ke generasi, agar masyarakat berkelanjutan dan identitas masyarakat itu tetap terpelihara. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur sosial budaya.
Dalam perkembangan landasan sosial budaya memiliki fungsi yang amat penting dalam dunia pendidikan, yaitu :
1)      Mewujudkan masyarakat yang cerdas; yaitu masyarakat yang pancasilais yang memiliki cita-cita dan harapan bangsa, demokratis dan beradab, menjunjung tinggi hak asasi manusia, bertanggung jawab, berakhlak mulia, tertib, sadar hukum, kooperatif dan kompetitif, serta memiliki kesadaran dan solidaritas antar generasi dan antar bangsa.
2)      Transimi budaya; sekolah berfungsi sebagi reproduksi budaya menepatkan sekolah sebagai pusat penelitian dan pengembangan. Fungsi ini biasanya diterapkan pada perguruan tingi.
3)      Penngendalian sosial; berfungsi memberantas atau memperbaiki suatu perilaku yang menyimpang. Penegndalian sosial juga berfungsi melindungi kesejahteraan masyarakat seperti lembaga permasyarakat-an dan lembaga pendidikan.
4)      Meningkatkan Iman dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; pendidikan sebagai  budaya haruslah dapat membuat anak-anak menegmbangkan kata hati dan perasaannya taat terhadap ajaran-ajaran agama yang dipeluknya.
5)      Analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat; hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat dianalogikan sebagai selembar kain batik. Dalam hal ini motif-motif atau pola-pola gambarnya adalah lembaga pendidikan dan kain latarnya adalah masyarakat. Antara lembaga pendidikan dengan masyarakat terjadi hubungan timbal balik simbiosis mutualisme. Pendidikan atau sekolah memberi manfaat untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga negara.
D.    Implikasi Konsep Pendidkan
Konsep pendidikan mengenkat derajat manusia sebagai makhluk budaya yaitu makhluk yang diberkati kemampuan untuk menciptaka nilai kebudayaan dan fungsi budaya dan pendidikan adalah kegiatan melontarkan nilai-nilai kebudayaan dari generasi ke generasi.
Kebudayaan masyarakat jika dikaitkan dengan pendidikan maka ditemukan sejumlah konsep pendidikan, yaitu :
1.      Keberadaan sekolah tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sekitar, keduanya saking menunjang. Sekolah seharusnya menjadi agen pembangunan di masyarakat.
2.      Perlu dibentuk badan kerjasama antara sekolah dengan tokoh masyarakat, termasuk wakil ketua anak, untuk memajukan pendidikan.
3.      Proses sosialisasi anak perlu ditingkatkan.
4.      Dinamika kelompok dianfaatkan untuk belajar.
5.      Kebudayaan menyangkut seluruh cara hidup manusia yang diciptakan manusia ikut mempengaruhi pendidikan atau perkebangan anak. Sebaliknya pendidikan juga dapat mengubah kebudayaan.
6.      Akibat kebudayaan masa kini, ada kemungkinan pergeseran paradigma pendidikan, yaitu dari sekolah ke masyarakat luas dengan berbagai pengalaman yang luas.
7.      Materi pelajaran banyak dikaitkan dengan keadaan dan masalah masyarakat sekitar.
8.      Metode belajar ditekankan pada kegiatan anak baik individual maupun kelompok, melalui survei dimasyarakat, ikut memecahkan masalah dimasyarakat, dan diberi kesempatan berkreasi atau menemukan ide-ide baru.



BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Sosiologi merupakan ilmu yang membahas atau mempelajari interaksi dan pergaulan antara antara manusia dan kelompok dan struktus sosial. Sedangkan kebudayaan adalah totalitas yang kompleks yang mencakup penegtahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dankemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang doperoleh orang sebagai anggota masyarakat.
Sosiologi pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan persekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan. Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan.
B.     Saran
Supaya menciptakan kehidupan masyarakat yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai sosila budaya, maka seharusnya kita secara bersama-sama bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan pendidikan dari segi sosial budaya.





DAFTAR PUSTAKA

Colemen, James William and Donald R. Crassey. 1984. Social Problem. New York: Harper and Row, Publisher.
Imran M. 1989. Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ditjen PT, P2LPTK.
Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan. Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Wuradji. 1988. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ditjen PT, P2LPTK.
Sihotang, Candara.(2014). Landasan Sosial Budaya Pendidikan. [online]. Tersesia :
Candarsihotang.blogspot.com/2014/09/landasan-sosial-budaya-pendidikan.html?m=1 [September 2014]




Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini....
Semoga bermanfaat :)




 

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH : Pendidikan sebagi Ilmu dan Seni

Kumpulan nama senyawa asam kuat , asam lemah, basa kuat, basa lemah.

sejarah, bunyi, dan uraian islah tsamaniyah